Begini Cara Penanganan Kecanduan Judi Online Berbeda di Tiap Negara

Kecanduan judi online telah menjadi masalah kesehatan mental global, namun cara penanganannya sangat bervariasi di setiap negara, tergantung pada faktor-faktor seperti hukum, budaya, ketersediaan layanan kesehatan, serta tingkat regulasi industri perjudian itu sendiri.

Artikel ini membahas perbedaan pendekatan penanganan kecanduan judi online di beberapa negara, dan bagaimana kebijakan serta layanan publik mereka mencerminkan tanggung jawab terhadap warganya.


1. Inggris: Salah Satu Sistem Pendukung Terbaik

Di Inggris, judi online adalah industri legal dan sangat diatur. Penanganan kecanduan dilakukan secara komprehensif melalui:

  • NHS (National Health Service): Menyediakan klinik khusus untuk pecandu judi, termasuk perawatan psikologis dan rehabilitasi.
  • GamCare dan GambleAware: Organisasi yang memberikan layanan konseling gratis, hotline 24 jam, dan program edukasi.
  • Self-Exclusion System (GAMSTOP): Pemain bisa mendaftarkan diri untuk diblokir dari semua situs judi berlisensi.

Pendekatan Inggris bersifat terstruktur, berbasis data, dan didanai oleh kontribusi industri perjudian.


2. Australia: Fokus pada Intervensi Dini dan Edukasi

Australia memiliki tingkat partisipasi judi tinggi. Untuk mengatasinya, pemerintah menerapkan:

  • National Gambling Helpline dan layanan lokal di tiap negara bagian.
  • Aplikasi BetStop untuk self-exclusion dari semua operator berlisensi.
  • Kampanye edukasi publik dan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk mengenali gejala kecanduan judi.

Namun, tantangan tetap ada karena iklan perjudian masih banyak muncul di media, terutama olahraga.


3. Amerika Serikat: Tergantung Negara Bagian

AS memiliki sistem federal, sehingga kebijakan sangat bervariasi:

  • Beberapa negara bagian seperti New Jersey dan Nevada menyediakan hotline, layanan terapi, dan program rehabilitasi.
  • Lembaga seperti National Council on Problem Gambling (NCPG) menyediakan panduan nasional.
  • Di negara bagian yang lebih konservatif, dukungan pemerintah untuk pemulihan bisa minim, dan banyak mengandalkan organisasi non-profit atau kelompok keagamaan.

4. Swedia: Model Negara Sosial dengan Regulasi Ketat

Swedia menerapkan pendekatan progresif:

  • Badan regulasi Spelinspektionen mengatur ketat operator judi online.
  • Program Spelpaus.se memungkinkan warga memblokir diri dari semua bentuk judi terdaftar.
  • Pemerintah mendanai kampanye kesadaran dan layanan konseling.

Swedia melihat kecanduan judi sebagai masalah kesehatan publik, bukan hanya kesalahan pribadi.


5. Singapura: Model Restriktif dan Berbasis Teknologi

Singapura memiliki pendekatan ketat namun modern:

  • Layanan rehabilitasi disediakan oleh National Addictions Management Service (NAMS).
  • Penggunaan facial recognition dan sistem identifikasi digital untuk membatasi akses ke kasino dan platform judi online.
  • Keluarga bisa mengajukan permintaan untuk memblokir anggota keluarga dari berjudi.

6. Indonesia: Fokus pada Pelarangan, Bukan Rehabilitasi

Di Indonesia, judi online ilegal secara hukum. Oleh karena itu:

  • Penanganan kecanduan judi lebih banyak dilakukan secara informal melalui keluarga, tokoh agama, atau komunitas sosial.
  • Tidak ada layanan rehabilitasi khusus dari pemerintah.
  • Pelaku bisa mendapat stigma sosial atau bahkan hukuman hukum.

Ketidakterbukaan terhadap isu ini justru membuat banyak kasus kecanduan tidak tertangani secara medis atau profesional.


7. Kanada: Kolaborasi Pemerintah dan Komunitas

Kanada memadukan layanan publik dan dukungan komunitas:

  • Program seperti ConnexOntario menawarkan informasi, konseling, dan rujukan 24/7.
  • Pemerintah provinsi seperti Ontario dan British Columbia memiliki regulasi ketat dan program pencegahan.
  • Pendekatan berbasis harm-reduction dan pendidikan sejak usia sekolah.

Kesimpulan

Penanganan kecanduan judi online sangat bergantung pada konteks kebijakan, hukum, dan budaya tiap negara. Negara-negara seperti Inggris, Swedia, dan Australia menunjukkan bahwa dukungan struktural, program rehabilitasi, dan kebijakan self-exclusion yang kuat bisa membantu pemulihan para pecandu.

Sementara itu, di negara-negara yang belum memiliki sistem dukungan yang baik atau memilih pendekatan pelarangan total, kecanduan judi sering kali tersembunyi dan tak tertangani secara efektif.

Related Posts